Kehancuran Mental dan Struktural di Tubuh Militer Israel

Foto: "Avraham Burg, mantan Ketua Knesset dan putra pendiri Zionisme religius, menyebut dalam wawancaranya dengan Der Spiegel Jerman : "Zionisme telah selesai. Masa depan Yahudi tidak lagi di Israel, karena yang tersisa hanyalah militerisme dan ketakutan."."(sc)

Removesrael – Para Pakar Zionis pun Mengakuinya Kondisi militer Israel saat ini berada di ambang kehancuran moral dan psikologis. Bukan hanya karena kerugian besar di medan perang, tetapi juga karena kondisi mental para tentaranya yang hancur secara sistemik.

Amnon Abramovich, analis senior saluran 12 Israel, mengungkapkan dalam siaran langsung: "Kami dikejutkan oleh serangan 7 Oktober, dan kami belum pulih. Bahkan hingga kini, kami belum bisa mengakses jaringan terowongan Hamas di Gaza."

Sementara itu, menurut laporan Haaretz dan Jerusalem Post, tingkat PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) di kalangan pasukan Israel yang bertugas di Gaza meningkat drastis.

Laporan medis di dalam negeri mereka menunjukkan bahwa: Lebih dari 35% tentara yang kembali dari Gaza mengalami gangguan kejiwaan akut. Kasus bunuh diri di militer meningkat, bahkan melebihi angka pasca Perang Lebanon 2006.

Yedioth Ahronoth, salah satu surat kabar tertua Israel, mengutip dari petugas medis militer: "Ada tentara yang dengan sengaja mencederai diri mereka — mematahkan tangan atau kaki — demi tidak kembali ke medan perang. Ini bukan lagi pengecualian, ini menjadi pola."

Seorang analis politik di saluran Kan 11 menyimpulkan: "Militer kita tidak hanya kehilangan nyawa di medan tempur, tetapi kehilangan kepercayaan, arah, dan harapan. Jika tidak mati tertembak, mereka mati karena depresi dan putus asa."

“Hancurnya entitas Israel bukan jika, tapi kapan” — Pengakuan dari Dalam

Hal yang selama ini diyakini sebagai slogan oleh perlawanan, kini justru menjadi analisis yang rasional dari pihak internal Zionis.

Dalam buku “How Long Will Israel Survive?” (2007), Gregory Levey, mantan penulis pidato Perdana Menteri Israel, menuliskan, "Israel seperti negara darurat yang tak pernah keluar dari status siaga. Tak ada generasi yang bisa hidup damai. Negara ini akan hancur dari dalam, bukan karena lawan, tapi karena beban keberadaannya sendiri."

Bahkan Avraham Burg, mantan Ketua Knesset dan putra pendiri Zionisme religius, menyebut dalam wawancaranya dengan Der Spiegel Jerman : "Zionisme telah selesai. Masa depan Yahudi tidak lagi di Israel, karena yang tersisa hanyalah militerisme dan ketakutan."

Kesimpulan dari kondisi yang ada saat ini adalah hancurnya Israel merupakan fakta yang disadari oleh elitnya sendiri Ketika tentara mereka lebih takut bertugas daripada mati, dan ketika pemimpin politik tak punya arah, maka entitas ini secara de facto sedang menuju kehancuran. Hari ini, apa yang dulu disebut sebagai propaganda, kini menjadi pengakuan terbuka.

Kekuatan yang dibangun di atas penjajahan, kebohongan, dan genosida — tak akan pernah langgeng. Bahkan menurut para pakar mereka sendiri.

Sumber: PalestinaPost

Posting Komentar

0 Komentar