[VIDEO] Israel Sengaja Menargetkan anak-anak Sebagai Strategi Genosida

Foto: "Di tengah upaya keras mendapatkan makanan, mereka justru dihadang dengan peluru tajam dan tembakan yang disengaja oleh pasukan Israel."(sc)

Removesrael – Serangan rudal Israel menghantam anak-anak yang sedang mengambil air di Gaza, Palestina. Dikutip dari Reuters, serangan rudal Israel menghantam titik distribusi air di Jalur Gaza bagian tengah.

Serangan ini menewaskan sedikitnya delapan warga Palestina, yang sebagian besar anak-anak, dan melukai lebih dari selusin orang lainnya. Rudal Israel itu menghantam area tersebut saat anak-anak Palestina sedang mengambil air.

Serangan rudal Israel tersebut, menurut seorang dokter gawat darurat di Rumah Sakit Al-Awda, Ahmed Abu Saifan, telah menghantam titik distribusi air yang ada di area kamp pengungsi Nuseirat hingga menewaskan sedikitnya enam anak-anak dan melukai 17 orang lainnya.

Pelapor Khusus PBB untuk Kekerasan terhadap Perempuan, Reem Alsalem, mengungkapkan Israel secara sengaja menargetkan perempuan dan anak-anak di Jalur Gaza sebagai bagian dari strategi genosida.



Dalam laporan ke OHCHR, ia menyebut serangan militer dan larangan bantuan kemanusiaan diarahkan untuk menghentikan kapasitas reproduksi masyarakat Palestina, terutama perempuan.

Pasukan Israel pada hari itu telah menewaskan sedikitnya 92 warga Palestina, 52 di antaranya di Kota Gaza, saat mereka menargetkan daerah pemukiman dan kamp pengungsian di seluruh Gaza.

Dilansir dari Al Jazeera, serangan terhadap titik distribusi air di kamp pengungsi Nuseirat, yang juga melukai 16 orang. Air yang didapat pengungsi, sering kali tidak layak minum karena terkontaminasi bakteri.

Pengeboman gencar Israel terhadap Gaza menewaskan sedikitnya 110 warga Palestina pada hari Sabtu, termasuk 34 orang yang menunggu makanan di lokasi distribusi bantuan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Israel dan Amerika Serikat di Rafah.

Sejak GHF mendistribusikan paket makanan di Gaza pada akhir mei, hampir 800 warga Palestina. GHF memonopoli distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza dan mengesampingkan organisasi lain yang lebih efisien, lebih terorganisir, dan tepercaya, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Orang-orang terpaksa melakukan perjalanan berbahaya ini dari Gaza utara, dari Kota Gaza, hingga ke Kota Rafah. Mereka berjalan kaki sejauh 12 hingga 15 km dan memakan waktu seharian penuh.

Beberapa melakukannya di malam hari, tidur di dalam gedung-gedung yang hancur akibat bom, agar bisa sampai di sana secepat mungkin.

Di tengah upaya keras mendapatkan makanan, mereka justru dihadang dengan peluru tajam dan tembakan yang disengaja oleh pasukan Israel.

Ahmed Abu Saifa, seorang dokter gawat darurat di Rumah Sakit Al-Awda, mengatakan sebagian besar yang terluka adalah anak-anak dan wanita.

Sumber : Aljazeera | Reuters

Posting Komentar

0 Komentar