
Removesrael – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyatakan bahwa bencana kelaparan yang terjadi di Gaza bukan disebabkan oleh kekeringan atau bencana alam, melainkan merupakan "bencana buatan manusia" akibat blokade dan pembatasan bantuan oleh Israel.
Guterres menegaskan bahwa kondisi ini mencerminkan "kegagalan kemanusiaan" yang nyata dan berlangsung di depan mata dunia.
Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Türk, menyebut tragedi kelaparan tersebut sebagai "akibat langsung dari tindakan Pemerintah Israel", memperjelas bahwa penderitaan warga Gaza bukanlah hasil dari kondisi alamiah.
Komisioner Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, bahkan menggambarkan kondisi di Gaza sebagai "kelaparan yang disengaja", memperkuat tudingan bahwa kebijakan yang diterapkan terhadap Gaza bersifat represif dan merusak secara sistematis.
Dampak Kelaparan Gaza: Luka Fisik dan Mental yang Mendalam
Situasi kelaparan di Gaza telah menyebabkan penderitaan akut baik secara fisik maupun mental bagi penduduk sipil, terutama anak-anak.
Tubuh yang kekurangan makanan akan mulai mengonsumsi lemak dan ototnya sendiri, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan berujung pada kematian perlahan.
Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi berisiko mengalami gangguan pertumbuhan serta penurunan kemampuan kognitif secara permanen.
Tanpa akses air bersih, organ tubuh manusia akan gagal berfungsi, menjadikan kelaparan sebagai kondisi yang perlahan mematikan.
Bagi mereka yang selamat, kelaparan tetap meninggalkan dampak jangka panjang seperti penyakit kronis, gangguan kesehatan mental, hingga trauma psikologis berat.
Kini, masyarakat Gaza menghadapi dilema antara berdiam diri dalam penderitaan atau mempertaruhkan nyawa demi mencari bantuan, menggambarkan situasi yang disebut Guterres sebagai "kegagalan kemanusiaan" paling menyedihkan di abad ini.
Lemahnya Tanggung Jawab Internasional Pernyataan para pejabat tinggi PBB memperkuat pandangan bahwa bencana kelaparan di Gaza merupakan konsekuensi langsung dari kebijakan politik dan militer Israel, bukan fenomena alamiah yang tak terhindarkan.
Artikel ini menyoroti bahwa tragedi ini mencerminkan keruntuhan moral sistem internasional, karena dunia memilih untuk menyaksikan tanpa bertindak tegas terhadap penderitaan jutaan warga sipil.
Dalam konteks global, kelaparan yang terus berlangsung di Gaza menjadi simbol dari lemahnya tanggung jawab politik dan kemanusiaan internasional dalam menghadapi blokade dan kekejaman yang terus berlanjut.
Sumber: UN News
0 Komentar