
Removesrael – Sekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem menegaskan bahwa senjata kelompok pejuang ini tetap dan terus diperlukan untuk menjaga kedaulatan nasional Lebanon dalam menghadapi agresi rezim Zionis Israel, dan karena itu Hizbullah tidak mungkin akan meletakkan senjata.
Dalam pidato yang disiarkan televisi dari ibu kota Lebanon, Beirut, pada hari Rabu (30/7), Syeikh Qassem menyebut pihak-pihak yang menyerukan pelucutan senjata Hizbullah telah bertindak melayani kepentingan Israel, dan berpihak Zionis.
Dia mengecam upaya pelucutan senjata front perlawanan dan menilainya sebagai bentuk penghinaan diri kepada Israel, dan menekankan perlunya persatuan nasional, pertahanan, dan rekonstruksi.
“Setiap seruan untuk melucuti senjata kami berarti melemahkan kekuatan Lebanon. Melucuti senjata Hizbullah akan memungkinkan Israel memperluas pendudukannya dan menegaskan kendali atas tanah Lebanon,” ungkapnya.
Pemimpin Hizbullah memperingatkan bahwa Lebanon menghadapi tantangan yang semakin besar, baik dari kekuatan regional maupun gejolak internal.
Dia memperingatkan bahwa Lebanon menghadapi ancaman eksistensial bukan hanya dari Israel, melainkan juga dari AS dan kelompok teroris takfiri ISIS, yang berkedok “Timur Tengah Baru”.
Syeikh Qassem memastikan Israel tidak akan berhenti pada pendudukannya di lima wilayah penting di Lebanon selatan, yaitu Labbouneh, Gunung Blat, Bukit Owayda, Aaziyyeh, dan Bukit Hammamis, dan karena itu kini Israel sedang menunggu pelucutan senjata Hizbullah agar dapat memperluas proyek pembangunan permukiman ilegalnya.
Pemimpin Hizbullah tersebut menyatakan bahwa pejabat negara Lebanon tidak akan mampu membangun kembali negara ini di tengah kontinyuitas agresi Israel dan upayanya merampas kekuatan Lebanon.
“Mereka yang benar-benar ingin membantu Lebanon harus mendukung perekonomian dan rekonstruksinya,” ujarnya.
Syeikh Qassem menekankan bahwa Hizbullah akan bekerja secara simultan di kedua ranah perlawanan dan rekonstruksi negara.
Mengenai krisis kemanusiaan di Gaza, Sekjen Hizbullah menyebut kekejaman yang terjadi di sana sebagai kriminalitas yang terorganisir, brutal, tiada taranya, dan dilakukan tepat di depan mata masyarakat internasional.
Sumber : Press TV
0 Komentar